Minggu, 10 Januari 2016

Kami Sosiologi

“Kami Sosiologi”
“Jumlah Kami “ Satu “
"KITA SATU, LOYALITAS TANPA BATAS”
Bung.....,
Kita  tahu di mana kita hidup sekarang ini. Berhimpitan dengan krisis sosial yang terus mencekik dan rupanya peran negara membuat perjuangan menjadi sebuah pilihan. Kita menyaksikan bagaimana derita bangsa ini seolah tak mau berakhir, menjalarnya wabah penyakit dan derita karena korupsi, dll.Caci maki kita terhadap kekejian Orde Baru nyatanya hanya menyentuh asap karena belakangan ini mulai timbul semangat untuk membangkitkan kembali kuasa Orde Baru. Puluhan mahasiswa dengan antusias dipaksa terjun kedalam lumpur yg diberi nama organisasi ekstra kampus. Di tunggangi oleh orang yg berkepentingan dan diolah oleh orang-orang bajingan.
Sedangkan di seberang sana, masyarakat kita menggeliat melawan ketidakadilan. Ini yang kemudian tidak digarap dengan cara cerdik oleh sejumlah organisasi yang dihuni oleh manusia-manusia muanfik. Dengan gembira mereka sibuk mengembangkan proyek demokrasi sambil memupuk laba untuk kepentingan kekayaan pribadi atau lembaganya sendiri. Jualan program ke sana kemari dengan antusias sembari mengutuk mereka yang terpengaruh paham fundamentalis atau mahasiswa baru yang dianggap masih PERAWAN. Lagi-lagi kita diboyong dengan bahasa birokrasi, iming-iming nilai dan kaidah, dan yang parah lagi kita dijadikan gembala untuk korban massa mereka.
Kau memang boleh geram, kecewa, dan sedih. Tapi situasi itu terjadi tidak hanya di lingkungan kita ini bung.....”Di televisi bisa kita saksikan para intansi negara  yang mahir dalam menghipnotis massa. Mereka selalu teriakkan: sabar, sabar, dan sabar! Seolah-olah mereka tak tahu kalau kesabaran ini sudah terlampau lama diamalkan dengan cara yang buas. Ketika semua pejabat dan ahli ekonomi berdebat tentang kemiskinan kita seperti melihat tontonan sirkus yang tidak menghibur. Data berapa pun yang disodorkan, kemiskinan tetap menjadi sebuah kisah misteri…Kesabaran yang diam-diam berubah menjadi kebodohan dan kenaifan. Lalu sebagian artis yang mengaku jadi ustad masih bisa berceramah mengenai kesabaran dengan tekun dan antusiasnya. Mereka seperti hidup tidak menyentuh bumi sekaligus tidak mendengar gema kepedihan. Mereka berada dalam lingkungan hidup mereka sendiri, bukan sebuah lingkungan yang seharusnya banyak membuat mereka belajar.
Kita sepakat !
Setiap organisasi mahasiswa seharusnya  kita dorong untuk turun ke lapangan menyentuh mereka yang nestapa dengan kasih sayang dan menuntut penguasa zalim dengan perlawanan.Cerminkan kasih sayang itu dalam bentuk prilaku sosial. Gerakan organisasi yang ada di UIN SGD Bandung yang punya basis, jangan organisasimu hanya jadi sarana memeras pendapatan pribadi.organisasi yang kalian dirikan hendaknya menjadi tempat mahasiswa untuk menemukan jatidirinya. Organisasi yang didirikan sebaiknya mengajarkan realitas sosial yang timpang dan melibatkan para kadernya dalam studi-studi normatif. Pendidikan agama yang ditebarkan sebaiknya bertumpu pada semangat solidaritas, pembelaan, dan perlindungan pada mereka yang terkucilkan dalam sistem social. pendidikan itu perlu dikobarkan dengan semangat menghargai akal dan dilandasi oleh sikap untuk tidak bermegah-megahan.
“Kami Tidak menerima Intervensi dari siapapun Termasuk TUHAN !!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Hubungi Kami

Alamat Sekertariat:

Gedung Student Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung Lantai 2 Jl. A.H. Nasution No.105, Cibiru Bandung

Kalender Kegiatan:

Coming Soon

Telp/Hp:

089662551081